Asap Vape Memicu Kanker Paru

Asap Rokok elektrik Memicu Tumor Paru

Oleh Pak Ahmad
Photo by VapeClubMY on Unsplash

Penelitian yang dipimpin Dr Moon-Shong Tang dari NYU (New York University) dipublikasikan di jurnal PNAS memberikan gambaran sisi dampak kesehatan e-cigarete (rokok elektrik atau dikenal sebagai vape). Penggunaan vape semakin meningkat di kalangan generasi muda yang meyakini sebagai alternatif aman daripada rokok konvensional.

Asap dari rokok konvensional terbukti berbahaya karena efek pembakaran yang menimbulkan zat karsinogenik. Menariknya Dr Tang termasuk salah satu peneliti (waktu beliau masih di MD Anderson Cancer Center) membuktikan bahwa asap rokok konvensional menimbulkan mutasi pada gen p53 sehingga merusak fungsi penekanan tumor. Dampak mutasi p53 (terutama pada kodon 273) oleh asap rokok terbukti pada manusia dan mutasi akibat rokok terbukti menimbulkan tumor paru pada mencit (yang direkayasa untuk mengekspresikan mutasi p53 kodon 273 yang spesifik terjadi pada perokok).

Rokok elektrik atau vape dianggap 'aman' karena tidak ada proses pembakaran. Yang terjadi pada vape adalah upaya menghisap nikotin melalui proses pemanasan dengan cairan organik sehingga terjadi nikotin yang ter-aerosol-isasi. Aerosol nikotin inilah yang dihisap oleh penggemar vape.

Pada studi yang Dr Tang lakukan memang tidak mampu 'memaksa' mencit untuk menghisap vape seperti manusia, namun tim beliau memaparkan asap vape pada mencit di kandang mereka selama sekitar 1 tahun. Mereka membagi mencit menjadi 3 kelompok: kelompok dipapar asap vape mengandung nikotin (n=45 mencit), kelompok dipapar vape tanpa nikotin (n=20 mencit), dan kelompok dipapar udara biasa (n=20 mencit).

Tumor paru yang terjadi pada mencit terpapar vape mengandung nikotin memiliki histologi adenokarsinoma paru seperti manusia (studi dari tim Dr Tang NYU 2019)
Setelah satu tahun, 20% mencit pada kelompok yang dipapar vape mengandung nikotin mengalami tumor paru. Pada kelompok mencit terpapar vape saja tanpa nikotin tidak ada yang terkena tumor paru. Sedangkan kelompok yang terpapar udara biasa, 1 mencit terkena tumor paru. Mengapa ada 1 mencit yang terkena tumor paru meski hanya terpapar udara biasa? Karena tim Dr tang menggunakan jenis mencit FVB yang memang rentan terkena tumor paru ketika mencit ini berusia di atas 1 tahun.

Penelitian ini menguatkan data in vitro sebelumnya yang juga dipublikasikan di PNAS, dimana nikotin itu sendiri bisa merusak DNA atau menimbulkan mutasi pada lini sel serta menghambat proses perbaikan DNA. Saat ini belum ada data epidemiologi yang memantau insiden kanker paru pada pengguna vape, mengingat proses terjadinya kanker memerlukan 10-15 tahun paska paparan terhadap karsinogen. Namun data mencit ini membuat kita waspada terhadap potensi kerusakan kesehatan akibat paparan vape nikotin. Situs resmi Yayasan Kanker Indonesia memuat laporan konferensi pers dari beberapa profesi kesehatan Indonesia yang menyatakan dampak bahaya kesehatan akibat penggunaan vape atau rokok elektrik.

Referensi:

Electronic-cigarette smoke induces lung adenocarcinoma and bladder urothelial hyperplasia in mice
Moon-shong Tang, Xue-Ru Wu, Hyun-Wook Lee, Yong Xia, Fang-Ming Deng, Andre L. Moreira, Lung-Chi Chen, William C. Huang, Herbert Lepor
Proceedings of the National Academy of Sciences Oct 2019, 116 (43) 21727-21731; DOI: 10.1073/pnas.1911321116

E-cig damages DNA in lung, heart, and bladder
Hyun-Wook Lee, Sung-Hyun Park, Mao-wen Weng, Hsiang-Tsui Wang, William C. Huang, Herbert Lepor, Xue-Ru Wu, Lung-Chi Chen, Moon-shong Tang
Proceedings of the National Academy of Sciences Feb 2018, 115 (7) E1560-E1569; DOI: 10.1073/pnas.1718185115

Yayasan Kanker Indonesia


Komentar

Postingan Populer