Kanker Generasi Milennial Usia Muda

Kanker Generasi Milennial Usia Muda


Photo by afidzpratama on Unsplash


Populasi penduduk Indonesia itu seperti piramida, dimana populasi usia muda jauh lebih banyak dibanding usia tua. Kanker sebagai penyakit tidak menular umumnya terjadi pada usia tua dan dengan perbaikan asupan nutrisi jumlah insiden terjadinya kanker akan terus bertambah. 

Hanya saja, perkembangan gaya hidup modern juga berdampak pada timbulnya kanker pada generasi muda atau milenial. Obesitas akibat perbaikan asupan dan aktifitas 'kantoran' (males bergerak atau 'mager') menjadi faktor risiko kanker yang membayangi milenial. Studi di Amerika Serikat menunjukkan generasi milenial memiliki risiko hingga dua kali lipat dibandingkan generasi sebelumnya untuk mendapatkan kanker kolorektal (usus besar), kanker rahim, dan kanker kandung kemih.

Di Indonesia sendiri, insiden kanker usus besar, kanker rahim, dan kanker kandung kemih memang masih relatif kecil dibandingkan kanker payudara, kanker serviks dan kanker paru. Namun, kanker payudara yang seharusnya juga terjadi di usia senja mulai menampakkan frekuensi yang semakin sering di usia muda. Di laih pihak, kanker serviks memang cenderung terjadi di usia yang lebih muda. Kombinasi insiden terjadinya kanker payudara dan kanker serviks di usia muda ini tentu memiliki dampak sosial dan finansial.

Secara sosial, kanker yang terjadi pada wanita usia 40-45 tahun akan berpengaruh terhadap kondisi keluarga dimana peran ibu dalam mengasuh anak-anak masih dibutuhkan, mengingat ada kecenderungan para milenial untuk menikah di usia mapan sekitar 30 tahun Belum lagi masalah finansial, dimana wanita profesional menjadi salah satu pilar pemasukan keuangan rumah tangga.

Sebelum menilik lebih jauh terkait 'gaya hidup modern' sebagai faktor risiko kanker, perlu diperjelas apakah ada perbedaan antara 'faktor risiko' itu sendiri dengan 'penyebab' kanker.

Bedanya Faktor Risiko dan Penyebab Kanker?

Penyebab Kebakaran hutan adalah adanya api membakar ilalang dan pepohonan.  Faktor-faktor yang bisa menyulut api adalah faktor risiko, seperti cuaca kering, angin kencang, motivasi ekonomi untuk membuka lahan baru dengan murah. Ketika kebakaran hutan terjadi, memadamkan api akan menghentikan kebakaran hutan.

Bagaimana dengan kanker?

Penyebab kanker adalah mutasi DNA melibatkan banyak gen sehingga menimbulkan perubahan fenotip sel normal menjadi sel kanker. Perubahan ini dikenal dalam ilmu onkologi adalah transformasi. Hal-hal yang memicu,  merangsang, mendorong terjadinya mutasi DNA adalah faktor risiko. Bagaimana interaksi antara faktor risiko dan penyebab kanker bisa dilihat di video berikut.

Seks dini dan Kanker Serviks

Sejak ditetapkannya SDG (sustainable developmental goals) oleh PBB, Indonesia turut meratifikasinya dan memilih untuk menerapkan konsep universal health coverage Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2014. Menurut WHO target SDG di bidang kesehatan khususnya terkait keganasan adalah penurunan insiden kanker serviks di tahun 2030 menjadi 4 per 100,000 penduduk. Apa kabar Indonesia? Data terakhir insiden kanker serviks 2018 adalah 26 per 100,000 dengan cakupan skrining baru 4%. Sebagai perbandingan, negara maju yang telah menerapkan program pencegahan nasional melakukan skrining kanker serviks dengan cakupan di atas 90% sehingga mampu mencapai insiden yang rendah sekitar 10 per 100,000.

Apakah JKN saja cukup? Ada sekitar empat hal yang perlu diperhatikan menurut saya (disamping program nasional) untuk menurunkan insiden atau "eliminasi" (menurut bahasa WHO) kanker serviks , yaitu program nasional, adopsi teknologi HPV dan informasi vaksin secara tepat, edukasi melawan stigma negatif infeksi HPV, dan dukungan suami. Ya dukungan suami. Berikut penjelasan saya di video berikut.




Insiden Kanker Payudara Tidak Akan Turun

Salah satu tujuan dari SDG (sustainable developmental goals) adalah memastikan agar warga tidak jatuh miskin ketika mereka membutuhkan layanan kesehatan yang berkualitas di saat yang tepat. Artinya UHC atau universal health coverage (jaminan kesehatan semesta) sebenarnya tidak mensyaratkan harus gratis. Kuncinya bukan memberikan layanan kesehatan 'gratis' tetapi terjangkau, sehingga masyarakat yang membutuhkan tidak terkena dampak bencana finansial (financial catastrophy). Maka penerapan UHC yang menurunkan kualitas layanan kesehatan justru tidak akan mencapai indikator dan berlawanan dengan tujuan SDG yang telah ditetapkan.

Ketika upaya pencegahan dinilai sebagai solusi terhadap pembiayaan pengobatan mahal pada pasien kanker stadium 4 (sudah metastatik), kita perlu memahami apa maksud 'pencegahan' kanker terutama kanker payudara. Berbeda dengan Kanker serviks dan Kanker Paru dimana faktor penyebab utamanya adalah mutasi akibat infeksi HPV dan asap rokok, insiden kanker payudara terkait erat dengan sejarah reproduksi wanita yang jarang dibahas, yaitu kapan hamil anak pertama, berapa lama menyusui, dan jumlah anak yang dimiliki. Perilaku hidup modern merubah pola reproduksi wanita dibandingkan pada generasi sebelumnya. Bagaimana mekanismenya ada di video berikut.


Komentar

Postingan Populer